Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei 2025 di Lampung Tengah akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Tak ada orasi, tak ada long march. Para buruh di daerah ini memilih cara yang lebih solutif: berdialog langsung dengan pemerintah daerah, kepolisian, dan Kejaksaan Negeri Lampung Tengah.
Langkah ini dipelopori oleh Dewan Pengurus Cabang Federasi Kehutanan, Industri Umum, Perkayuan, Pertanian, dan Perkebunan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC F HUKATAN KSBSI) Lampung Tengah.
Mereka mengusung pendekatan baru untuk memperingati Hari Buruh, yaitu membangun budaya hubungan industrial yang cerdas, humanis, dan berorientasi pada solusi.
Ketua DPC F HUKATAN KSBSI Lampung Tengah, Edo Edward, menegaskan bahwa edukasi hukum menjadi fokus utama gerakan mereka saat ini.
Menurutnya, memahami hak dan kewajiban secara menyeluruh akan menciptakan relasi kerja yang sehat.
“Kami berkolaborasi dengan Kejaksaan Negeri Lampung Tengah agar para buruh paham betul hak dan kewajiban mereka. Dengan begitu, hubungan antara pekerja dan pengusaha bisa lebih harmonis. Investor pun tak perlu takut masuk ke Lampung Tengah,” ujar Edo kepada wartawan, Rabu, 30 April 2025.
Edukasi hukum ini, tambah Edo, bukan kegiatan seremonial, tetapi program berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara buruh dan pemerintah demi kemajuan ekonomi daerah.
Pada peringatan May Day kali ini, buruh tidak akan turun ke jalan.
Sebagai gantinya, mereka akan berdiskusi secara terbuka bersama Bupati Lampung Tengah, Kepolisian, dan Kejaksaan Negeri.
“Bupati akan hadir langsung mendengarkan aspirasi buruh. Ini bentuk nyata perhatian pemerintah. Jadi kami ubah format May Day dari orasi menjadi forum diskusi,” kata Edo.
Kejaksaan Negeri Lampung Tengah turut menyambut baik pendekatan ini.
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri, Alfa Dera, menyatakan bahwa buruh memiliki peran penting dalam pembangunan.
“Salah satu tugas kejaksaan adalah menciptakan suasana yang kondusif untuk pembangunan. Kami melihat buruh sebagai bagian penting dari itu. Maka, kami buka ruang konsultasi dan penerangan hukum, khusus untuk buruh,” kata Alfa.
Ia menambahkan, Kejaksaan akan bekerja sama dengan lembaga lain, seperti BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, untuk memastikan hak normatif para pekerja benar-benar terlindungi.
“Kalau situasi kerja kondusif, maka pembangunan bisa maju. Kami akan terus berkolaborasi dengan buruh, perusahaan, dan semua pihak yang punya peran,” imbuhnya.
Lampung Tengah saat ini menjadi magnet baru bagi investor, terutama di sektor perkebunan dan industri pengolahan.
Buruh berharap pendekatan dialogis ini bisa memperkuat kepercayaan investor terhadap iklim usaha daerah.
“Kami ingin tunjukkan bahwa buruh bukan penghalang investasi, melainkan mitra pembangunan. Kami siap bekerja sama demi kesejahteraan bersama,” pungkas Edo.
Dengan semangat baru ini, peringatan May Day di Lampung Tengah menjadi lebih dari sekadar ritual tahunan.
Ia menjelma sebagai forum strategis untuk memperkuat sinergi antara pekerja, pemerintah, dan aparat hukum dalam mendorong pembangunan daerah yang adil dan inklusif.